Selasa, 04 Maret 2014

REVIEW TENTANG SPLINTER CELL: BLACKLIST


Blacklist CropBagi pemain veteran Splinter Cell yang telah mengikuti sepak terjang agen Sam Fisher dari awal, tahun-tahun terakhir ini adalah tahun-tahun yang suram bagi mereka. Game Splinter Cell seakan telah mencapai puncak kreatifitasnya di Chaos Theory dan lalu terus menurun dalam Double Agent (yang ceritanya terlalu dipaksakan) dan Conviction (yang gameplaynya sangat tidak Splinter Cell). Tiga tahun setelah Conviction menuai caci maki dari banyak pihak, Ubisoft merilis petualangan terbaru Sam Fisher dalam Splinter Cell: Blacklist. Banyak belajar dari kesalahan-kesalahan fatal sebelumnya, Ubisoft memastikan bahwa gamer akan menemukan pengalaman Splinter Cell yang sesungguhnya dalam game ini. Apakah benar atau apakah Blacklist hanya memperdalam terjerumusnya Sam ke dalam lubang kegagalan?


The Rise of the Fourth Echelon

Blacklist diawali dengan misi Sam bersama sahabat baiknya Vic di sebuah pangkalan militer Amerika di Guam. Akhir dari misi tersebut tragis di mana Vic melindungi sahabatnya dan terluka parah. Setelah itu baru tersibak bahwa apa yang terjadi di sebuah base di Guam hanyalah awal dari rentetan serangan di tanah Amerika nanti. Otak di balik serangan-serangan itu adalah The Engineer, sosok misterius yang tak mau menunjukkan identitasnya kepada dunia. Permintaan dari The Engineer hanya satu: meminta Amerika sesuatu yang mustahil yaitu menarik tentara-tentara Amerika dari luar negeri semua pulang ke rumah.
Gawatnya, Amerika sendiri sudah kehilangan Third Echelon setelah kesatuan rahasia itu memberontak di akhir game Splinter Cell: Conviction. Akhirnya Presiden Amerika Serikat pun membentuk satu tim lanjutan lagi: Fourth Echelon, yang dikepalai oleh Sam Fisher. Sam dan rombongannya mendapatkan kebebasan untuk mendapatkan informasi lebih dari badan-badan agensi tercatat lain seperti CIA, FBI, SEAL, dan lain-lainnya.Bisakah grup Fourth Echelon menghentikan serangan dari The Engineer dan menemukan identitasnya?

The Countdown Begins

Misi dalam Blacklist terbagi menjadi dua jenis: misi utama yang berhubungan dengan cerita dan misi sampingan yang kamu dapatkan dari kru-krumu di atas pesawat Paladin, pesawat mobile yang menjadi markas dari kru Fourth Echelon. Misi utama berhubungan dengan serangan Blacklist yang disiapkan oleh The Engineer. Grup The Engineer mengancam Amerika bahwa mereka akan menyiapkan sebuah serangan setiap satu minggu dan Sam serta rekan-rekannya harus berbalap dengan waktu mencari informasi mengenai apa itu serangannya dan menghentikannya.

Misi-misi utama dalam Blacklist ini masih memakai dua sistem yang diperkenalkan di Conviction yaituLast Known Position serta Mark and Execute. Hanya saja kedua sistem ini kali ini diimplementasikan secara lebih rapi. Apa yang membuat banyak gamer tidak suka dengan Conviction adalah karena game tersebut terlalu menekankan aksi dan minim dengan stealth yang menjadi tradisi serial ini. Dalam Blacklist kamu memiliki kebebasan untuk menjalankan misimu dalam tiga tipe: Ghost, Panther, dan Assault.

Ghost sesuai namanya adalah hantu. Kamu bisa melewati musuh-musuh secara diam-diam tanpa mereka mendeteksi keberadaanmu sama sekali. Kamu akan dihadiahi bonus poin paling tinggi untuk metode ini. Kedua adalah Panther di mana kamu menghabisi musuh-musuhmu secara diam-diam bagaikan si macan tutul membunuh mangsanya dengan mengendap-endap. Terakhir dan memiliki poin paling kecil adalah Assault di mana kamu bergaya ala Rambo menghabisi semua musuh secara brutal.
Setiap menyelesaikan satu misi poinmu dari ketiga segmen ini akan dihitung dan dikonversikan menjadi imbalan USD yang berguna untuk mengupgrade pesawat Paladin serta membeli perlengkapan-perlengkapan baru untuk Sam. Mengingat perlengkapan-perlengkapan baru itu akan menaikkan status Sam maka memainkan sebuah misi berulang-ulang menjadi sesuatu yang krusial sebab kamu ingin mendapatkan uang untuk membeli perlengkapan yang memadai bagi Sam menjalankan misi-misi selanjutnya yang lebih sulit.

Apa yang membuat Blacklist begitu mengasyikkan untuk dimainkan adalah misi-misi sampingan yang tak kalah seru dengan misi utamanya. Misi utama Campaign game ini mungkin akan memakan waktu sekitar 8 – 10 jam untuk ditamatkan tetapi tambahan misi-misi sampingan bisa melipatgandakan waktu permainanmu, terlebih jika kamu memutuskan untuk mendapatkan sebuah playthrough secara sempurna (level kesulitan Perfectionist Mode).

Setiap misi sampingan pun memiliki variasinya masing-masing mulai dari bertahan dari gelombang serangan musuh, mengendap-endap bagaikan hantu tanpa ketahuan para penjaga sama sekali, menghabisi musuh-musuh di area tertentu, sampai yang terakhir adalah tipe misi yang harus dijalankan secara co-op. Nah setiap misi-misi sampingan pun sebenarnya memiliki opsi untuk dijalankan secara co-op yang kadang mengubah total jalannya misi tersebut. Ambil contoh misi di mana kamu harus mengendap-endap bagaikan hantu. Ada rute-rute khusus dalam misi tersebut yang hanya bisa kamu akses apabila kamu memainkannya bersama dengan orang lain.

The New Sam Fisher

Tidak hanya Solid Snake saja yang bisa berganti pengisi suara, Sam Fisher juga bisa. Selama ini suara Sam diisi oleh aktor pengisi suara veteran Michael Ironside yang kali ini mundur dan digantikan oleh aktor Eric Johnson. Kalian yang pernah menonton Smallville Season 1 dulu mungkin mengenal Eric Johnson sebagai pemeran Whitney, pacar dari Lana Lang yang suka mempermainkan Clark Kent. Eric melakukan tugas yang baik di sini walaupun perannya memang tak sulit-sulit amat. Kenapa begitu? Karena dalam Blacklist kita dihadapkan dengan sisi Sam yang profesional; Sam si Agent. Ini tentunya beda dengan Sam yang kita temui di Double Agent maupun Conviction yang lebih termotivasi hal personal ketimbang profesional.
Selain Sam sendiri deretan lain pengisi suara melakukan tugas mereka dengan baik. Yang paling mencuri perhatian tentu saja adalah Carlo Rota yang mengisi suara antagonis utama dalam game ini. Satu-satunya hal yang saya sayangkan dalam Blacklist sebenarnya adalah tidak memberikan kesempatan lebih banyak kepada Rota untuk bersinar… sebab dia selalu, selalu mencuri perhatianku dalam setiap dialog yang keluar dari mulutnya.

Blacklist sendiri bisa dibilang game Splinter Cell terbesar dan paling ambisius dengan level-level design yang banyak dan beragam. Kamu akan berhadapan dengan level-level di dalam banyak kedutaan besar, di gedung-gedung tepi laut, sampai di jalanan-jalanan negara Timur Tengah serta Afrika. Ini adalah sebuah misi global keliling dunia bagi Fourth Echelon. Kualitas grafiknya sendiri mengalami peningkatan dari Conviction tetapi ah, sepertinya memang perlu menunggu Splinter Cell berikutnya untuk mencicipi petualangan Sam dalam dunia yang benar-benar next-gen.

Itulah review tentang game Splinter Cell: Blacklist, semoga bermanfaat ya.....

sumber: http://tukangreview.com/video-game-review/splinter-cell-blacklist/

0 komentar:

Posting Komentar